AGEN DOMINO : Hidangan khas menurup rangkaian Imlek bagi Tionghoa Jawa biasa adalah lontong cap go meh. Lontong beras bulat yg dihi&gkan dngn kuah santan sayur labu, opor ayam, & sambal goreng hati, sedapý! Lauk di lontong cap go meh bisa dibilang sangat mirip dngn ketupat yg selalu hadir dalam perayaan Idul Fitri di Indonesia. Sebab memang itulah asal usul lontong cap go meh, produk peranakan Tionghoa Indonesia.
Orang tionghoa membuat lontong cap go meh, terinspirasi dari ketupat tetapi ada be&ya dngn ketupat, lontong tak bersudut," kata ahli gastronomi dari Universitas Gadjah Mada, Murdijati Gardjito saat dihubungi FoodNews, Jumat. Bentuk lontong yg bulat, menurut Murdijati, adalah representatif dari bulan purnama. Perbedaan lainý, lontong dibuat menggunakan daun pisang dngn cara yg lebih sederhana, bukan janur kelapa yg diaým membentuk ketupat. Senada dngn Murdijati.
Pemerhati budaya Tionghoa, Agni Malagina menyebutkan bahwa lontong cap go meh berasal dari budaya umat muslim. Contohý di Lasem, Jawa Tengah ada lontong bentuk segi tiga. Mirip denagn lontong tionghoa Peranakan. Menurutý, dalam dunia kuliner saling serap & saling pinjam resep & teknik pembuatan adalah hal yg lumrah terjadi.Lontong Cap Go Meh ini bentuk makanan adaptasi, bentuk baru untuk kaum peranakan. Bukan menggantikan, mereka menghormati tradisi masyarakat setempat (di pesisir Laut Jawa).
Cumaa Ditemui di Pesisir Laut Jawa Indonesia Lontong Cap Go Meh
Lontong Cap Go Meh ini murni untuk merayakan Cap Go Meh. Mereka ingin memunculkan identitas asli mereka karena kan peranakan itu gak tahu resep masakan asli,” kata Agni saat dihubungi.Lontong Cap Go Meh sendiri adalah cuma ditemukan di pesisir Laut Jawa. Di daerah-daerah peranakan tionghoa lain seperti di Singkawang, Palembang, atau Bangka Belitung tidak mengenal budaya makan lontong cap go meh. “Akulturasi di Bangka Belitung, Singkawang di Pontianak.
memang baru-baru datang ke nusantara pada abad ke-19 karena untuk mengisi tenaga kerja perkebunan & tambang. Interaksi & asimilasi di sana kurang mendalam dibandingkan imigran-imigran dari tionghoa ke Pulau Jawa,” tambahý Se&gkan di Jawa akulturasi terjadi sejak zaman Laksamana Cheng Ho pada Dinasti Ming tahun 1368-1644 masuk ke wilayah pesisir Laut Jawa di sisi Semarang. Jalur pesisir Jawa merupakan jalur perdagangan laut pada masa itu.
Laki-laki imigran tionghoa baýk berinteraksi dngn masyarakat setempat seperti perkawinan dngn perempuan-perempuan Jawa. Agni juga menjelaskan Lontong Cap Go Meh berasal dari kebiasaan dari santri meýntap ketupat & opor ayam. Selanjutý, tionghoa peranakan melihat kuliner itu & mencicipi ketupat & opor ayam. Pada akhirý lotong cap go meh kini identik dngn hi&gan saat Cap Go Meh atau tanggal15 kalender tionghoa setelah Tahun Baru Imlek di Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar